Sebuah puisi, karya : Aqsha Al Akbar
Adakah sisa sajak semalam? Yang berpuisi pada riak becek jalanan kota kecilku dan yang bernyanyi pada kebosanan hidup.
Ketika bagian dari puluhan juta sel darahku mencaci dan mencari dimana aku.
Kejenuhan yang sangat memuncak, meranggeh marah-marah.
Hei rakyatku, darahku, dengarkan lah sedikit keluhku, aku pun sama dengan kalian.
Tapi apa daya aku yang kalian sebut Panglima harapan kalian?
Kita sama-sama terjebak pada kebingungan. Kita bicara apa yg jadi tabu. Kita berjalan apa yg jadi salah. Salahkah kita?
Cari Blog Ini
Minggu, 28 November 2010
Senin, 22 November 2010
Untukmu
Sebuah puisi, karya : Aqsha Al Akbar
Aku melepasmu, beralih pada hidup yang berliku.
Menyakitkan, merobek lagi cinta itu.
Kebekuanku pun tersedu, tanpa rindu seperti dulu.
Tapi aku juga ragu, benarkah keluguanku membisu?
Dan mungkinkah aku mencintaimu? Sedari dulu pun aku begitu.
Tak ada lagu untukmu, yang tersisa hanya album masa lalu.
Tapi aku akan kembali padamu.
Dan berharap mimpi terwujud.
Ku datang dengan tulus, untuk berkata padamu.
"Ingatkah kita pernah bersatu. Seribu syair lagu tak menepis rindu.
Kalungmu membingkai semua itu. Seharusnya dulu tak begitu."
Karena Kau Si Jalang
Sebuah puisi, karya : Aqsha Al Akbar
Kau Cantik, wajah mempesona dan indah tubuhmu buatku liar.
Melenyapkan aku dalam buai rayu anggunnya dirimu.
Perlahan aku jamah setiap lekuk tubuhmu.
Getaran hebat memacu detak jantungku.
Bernyanyi, bermelodi, melantukan nadiku:kau.
Terbangkan diriku lagi.
Aku cium keriting bibirmu, sedikit basah.
Aku peluk lagi dan aku raba. Liar !
Aku mencintaimu, JALANG !
Langganan:
Postingan (Atom)